PENGALAMAN LAPAROSKOPI DENGAN BPJS (PART 3) - POLI OBGYN
Selanjutnya, aku mau cerita tentang tata cara berobat di poli obgyn.
Alur pendaftaran ke poli obgyn :
- Diharuskan memberikan KTP untuk ditukar dengan nomer urut
- Setelah dapat nomer urut, ditunggu dipanggil oleh kasir
- Dari kasir tunggu lagi dipanggil oleh bidan - perawat yang senior bin galak plus judgemental dan suka blunder kalo kasih informasi.
- Terakhir, baru nunggu dipanggil residen (dokter yang sedang ambil spesialis OBGYN) untuk di cek.
Waktu pertama kali aku dateng, aku berikan semua data - data berobatku, aku harus nunggu setengah jam untuk cari statusku di RSCM KINTANI yang ternyata ga ada, ngabisin waktu banget. asli. Belom lagi, kalo dokternya minta diasistenin USG. Ditinggal kita sama perawatnya ditengah - tengah lagi ngisi status itu, didiemin.
Karena, aku sudah tau mau laparoskopi, jadi sampe sana tetap di periksa oleh residen menggunakan spekulum, yang ga enak banget, dan di 'link' untuk pemeriksaan Lab. Karena data - data sudah jelas akan dilakukan operasi, makan langsung ditentukan dari awal oprasi tanggal berapa. Kebetulan aku dateng akhir Juli dan dapet oprasi tanggal 28 Agustus.
Pemeriksaan Lab untuk gula darah itu maksimal jam 10 pagi, dan lab buka sampai jam 12 siang, dengan penuh padatnya orang mau periksa darah. Jadi, aku ngerasa wasting timenya dalam sehari gabisa langsung 2 tindakan. kaya cek ke obgyn sama ke lab itu gabisa sehari. ke lab sama ke anestesi harusnya bisa sehari. Nanti dari anestesi diwajibkan lagi kontrol ke OBGYN baru urus persiapan rawat inap.
Oh iya, hasil lab itu gabisa sehari jadi. Bisa jadi cuma dateng untuk lab aja, karena harus puasa dulu kan 10 jam untuk cek gula darah. nanti balik 3 hari kemudian untuk ambil lab dan ronsen.
Jika sudah ada lab, kita registrasi bagian Anestesi - IPD polioperatif. Ini petugasnya juga galak banget, kalo kita nanya dibalik tanya padahal kita ngga paham maksud dia yang mana.
Alur di poli perioperatif :
- Pas daftar, masukin ke tempat yang tersedia yaitu : kertas warna pink (rujukan Anestesi dan IPD), hasil Lab & interpretasi ronsen dan kertas pendaftaran.
- Dari situ, nanti kita dipanggil untuk isi form, dibaca formnya dan diisi dengan benar.
- Setelah itu, kita ditunggu dipanggil oleh perawat, setelah dipanggil perawat dilakukan pemeriksaan EKG,
- Selesai pemeriksaan EKG ditunggu lagi untuk dipanggil bagian IPD,
- Kemudian dari IPD ditunggu lagi unuk dipanggil bagian Anestesi kemudian pulang.
Jika sudah selesai dari bagian anestesi, dan kontrol terakhir ke OBGYN. Baru kita urus administrasi, nanti kita ke bagian rekam medik di lantai 2 dan ke bagian case manager lantai 3 untuk ngecek biaya perawatan kita ditanggung BPJS ga. Kemarin dari case manager, aku disuruh balik ke obgyn, tapi pas ditanya ke perawatnya, dia bilang "nanti balik kesini H-1 untuk rapid dan hari H untuk rawat inapnya ya".
ga berapa lama, aku dihubungi residennya dibilang kalo rapid H-3 dan masuk ruang rawat H-2.
detik - detik terakhir h-3 aku datang "hanya" untuk rapid aku harus melalui antrian lab lagi berjam - jam yang hasilnya baru bisa diambil besok.
the sad part is, tepat setelah aku rapid sorenya ditelpon residennya kalo oprasiku batal karena ada pembatasan ruang OK karena COVID mulai naik lagi dan SDM mereka berkurang, aku harus reschedule tanggal 2 Oktober.
yaa gitulahh, harus siap mental. Semua pejuang BPJS, semangat yaaa.
Sorry for all the negativity, I just don't like how they treat people
Comments
Post a Comment